Ketua LMA Menilai Aksi Demo Tidak Mewakili Masyarakat Keerom Dan Masyarakat Adat

Papua.Utusanindo.com.KEEROM,- Ketua Lembaga Masyarakat Adat ( LMA ) Keerom akhirnya angkat bicara terkait aksi demo yang dipimpin oleh Dewan Adat Keerom ( DAK ) di kantor DPRD Keerom. Ketua LMA justru menyayangkan adanya demo tersebut yang menurutnya tidak urgen dan nyasar.

Hal ini dikemukakan Ketua Umum LMA Kabupaten Keerom, Marinus Isagi, kepada wartawan pada Selasa (29/3/22), di kantor Bupati Keerom.

Menurutnya, sebagai lembaga adat, seharusnya mengurus hal-hal yang terkait culture atau masalah adat lainnya, bukan masalah ASN, jabatan apalagi masalah pengusaha.

” Kami dari LMA Keerom, menganggap demo hari ini yang dilaksanakan sesuai edaran DAK, adalah demo yang tak urgen dan nyasar atau salah sasaran. Karena dari 8 poin yang mereka sampaikan adalah bukan ranahnya adat, diantaranya masalah ASN, jabatan eselon II atau SKPD dan pengusaha itu bukan lewat adat,”ujarnya.

Ia menyebut poin yang nyasar diantaranya adalah masalah ASN dan pengusaha.

” Kedua hal ini ada forumnya, ASN ada organisasi KORPRI, sementara pengusaha ada asosiasi atau Kadin atau Gapensi, seharusnya lewat jalur tersebut, kemudian organisasi ini bertemu Bupati untuk menyampaikan. Bupati Wabup dan Sekda ini tetap ada di tempat, tidak pernah keluar daerah,”lanjutnya.

DAK seperti halnya LMA, menurutnya adalah lembaga culture sehingga masalah yang menjadi urusannya adalah masalah culture, seperti pelestarian budaya, perlindungan hak-hak masyarakat adat, peningkatan kesejahteraan masyarakat adat serta peningkatan SDM masyarakat adat, bukan masalah yang dituntut dalam demo sebanyak 8 poin tersebut.

Ia juga berharap lembaga adat termasuk dewan adat sebagai mitra pemerintah harus benar-benar bersinergi dengan pemerintah dan agama dalam semangat 3 tungku demi peningkatan kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat.

“Apalagi Ketua DAK, Pak Servo dan Bupati yang notabene adalah anak adat, ibarat bapak dan anak, harusnya bicara baik secara kekeluargaan, jangan demo nyasar begini. Demo itu tidak mewakili masyarakat Keerom dan masyarakat adat dari jumlah mereka hanya 30 orang yang sebenarnya memiliki kepentingan pribadi oknum2 yang melakukan demo tersebut,”ujarnya lagi.

Pada kesempatan ini ia juga mengajak masyarakat Keerom untuk mendukung bupati yang sedang bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan juga sesuai visi-misi Bupati Keerom. Sejauh ini kami lihat bupati sudah meelaksanakan program-programnya dengan baik, semua sudah dan sedang terlaksana, seperti pembangunan pertanian, ada tanama jagung, kakao dan lainnya, juga ada program ekonomi dan pembangunan lainnya.

Mengakhiri wawancara, Ketua LMA mengingatkan masyarakat Keerom untuk tidak ikut hasutan dan ajakan kelompok yang tak bertanggungjawab untuk kepentingan tertentu.

“Kami jelaskan masyarakat adat jangan sekali-kali ikuti ajakan ajakan demo untuk kepentingan kelompok tertentu yang tak bertanggungjawab. Kalau ada masalah sampaikan langsung ke bupati, beliau selalu ada di tempat, tak keluar daerah. Kami menghimbau kepada masyarakat adat Keerom dan nusantara, dari sabang sampai merauke, mari kita bangun Keerom jangan ikut hasutan kelompok tak bertanggungjawab,”pungkasnya.

Sementara itu, dari pantauan situasi demo. Para pendemo yang dipimpin Ketua DAK, Servo Tuamis, datang ke DPRD menyampaikan 8 poin aspirasi yang diterima oleh pimpinan dan anggota DPRD Keerom. (Nicko)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *