Papua.utusanindo.com- Dewan Adat Keerom memberikan komentar setelah mengikuti debat kandidat ke-2 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Keerom, yang diselenggarakan oleh KPU Keerom, bertempat di gedung Pramuka Swakarsa, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Senin ( 13/11/2020 ).
Dewan Adat Keerom Laurensius Borotian memberikan komentar bahwa Dalam debat terakhir ini, dewan adat menilai sejak tahun 2010 sampai tahun 2012 ada sejumlah masalah atau persoalan yang tertinggal hingga saat ini, yaitu mengenai pengerusakan hutan (ilegal loging) yang tidak diurus secara baik oleh pemerintahan sekarang.
Ia juga mengatakan bahwa dalam debat kali ini terlihat jelas, pasangan calon dari No 2 dan No 3 memberikan jawaban Secara sistematis dan menyebutkan regulasinya pasal per pasal.
Sedangkan regulasi pasangan urut No 1 selalu mengambang, dan ini kita lihat bukti dari kenyataan yang ada, di mana pemerintahan itu tidak berjalan secara baik. Tegasnya
Laurensius Borotian selaku Dewan Adat berharap kepada masyarakat, baik masyarakat adat, masyarakat Papua dan Non papua perlu jeli melihat sejumlah persoalan yang ada di sekitar kita. Ujarnya
” Kita perlu melihat kualitas anak Keerom yang sudah jelas untuk bisa memimpin negerinya sendiri”. Katanya
Ia tegaskan juga bahwa tidak boleh ada isu-isu, ketika ada anak adat memimpin Keerom secara otomatis dewan adat akan menyita tanah adat, hal itu tidak mungkin terjadi karena dewan adat adalah payung untuk semua ikatan-ikatan keluaraga yang ada di sini. Ini merupakan satu kesatuan yang harus kita jaga, jadi yang memiliki lahan yang sudah bersertifikat akan tetap didukung dan diakomodir oleh Dewan Adat. Ungkapnya
Sementara itu, Jackob Mekawa selaku ketua Dewan Adat Arso Manem (Arso Timur), Mengatakan bahwa melalui debat kandidat ini, kami sudah bisa tahu dari argument-argumen yang telah mereka sampaikan. Jelas-jelas bahwa pertanyaan dari masing-masing paslon yang diajukan itu, menurutnya untuk tahun ini, siapapun anak adat sudah jelas dan terbukti dalam argument debat ini.
Untuk itu, kami dari pihak adat menyuarakan kepada masyarakat, untuk melihat dengan jeli, siapapun anak adat ataupun diluar dari anak adat dapat di lihat dari sudut pandang jiwa kepemimpinannya. Yang tentunya bisa bertanggung jawab dan dapat mengatasi semua persoalan yang dilakukan oleh pemerintahan. Kata dia
“ Pemerintahan tahun kemarin tidak optimal dalam menjalankan program, sehingga banyak kejadian-kejadian yang akhirnya membuat masyarakat resah ”. Kata Jackob Mekawa
Lebih lanjut, “ Selaku anak adat dan selaku toko adat, saya menyampaikan bahwa dari ketiga pasangan calon saya menamai mereka dengan kata bapa, mama dan juga anak. Maka waktu untuk bapa dan mama sudah habis oleh karena itu sudah saatnya untuk anak memimpin ”. Tukasnya
( N )