Papua.Utusanindo.Com. KEEROM,- Moment bersejarah bagi masyarakat kabupaten Keerom karena baru pertama kali di bawah pimpinan Bupati Keerom saat ini Piter Gusbager, S.hut, MUP dan Wakil Bupati Drs.Wahfir Kosasih, SH, MH,M.Si. Pemkab Keerom gelar puncak HUT Keerom ke-19 tahun 2022, di wilayah perbatasan RI-PNG yang merupakan salah satu kampung tertua yakni kampung Semografi, Distrik Web, kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Pada Selasa ( 12/4/2022 ).
Turut hadir dalam rangkain kegiatan HUT Keerom ke 19 tersebut, Sekda Keerom, Triswanda Indra, Ketua TP PKK Keerom, Ketua GOW, Ketua Darma wanita Keerom, Kapolres Keerom, Dandim 1701/jayapura, Tokoh agama, tokoh adat, kepala Dinas, Kepala Distrik, Kepala Kampung, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, dan masyarakat, serta lainnya.
Dalam rangka HUT Keerom ke 19 itu berbagai rangkaian kegiatan telah dilaksanakan mulai dari pusat pemerintahan di Distrik Arso dengan beragam lomba dan doorprice, dan juga kegiatan pemberian bantuan di kampung Yuruf, Favenumbu dan Semografi sejak minggu 10 April 2022 hingga 12 April 2022.
Pada moment tersebut, Bupati beri bantuan program pembinaan UMKM bagi pedagang kecil modal usaha sebesar Rp. 2,5 juta, pemberian bantuan bibit buah durian bersertifikasi sebanyak 300 bibit, bantuan mobil pickup toyota (blakos) kepada kelompok tani yuruf 1 unit, bantuan mobil bagi paroki ubrub, 1 unit,
Motor klx kawazaki utk operasional guru di SD Negeri Favenumbu 1 unit, Motor klx kawazaki utk operasional guru di SD YPPK Akarinda 1 unit. Juga bantuan alat musik dan mixer sound lengkap untuk ibadah bagi gereja Favenumbu, peralatan dan baju bagi sekolah dasar, paket sembako untuk warga, penyerahan/penempatan guru dan kepala sekolah di Favenumbu, perbaikan SDN Favenumbu, penyerahan bantuan untuk anak-sekolah dan lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Keerom Piter Gusbager, S.hut, MUP mengatakan pada hari ini seluruh masyarakat Keerom memperingati Dirgahayu Kabupaten Keerom Ke 19 tahun 2022. Bukan perjalanan yang singkat tapi perjalanan yang panjang menandakan kabupaten keerom sudah memasuki usia dewasa.
Dengan tema sentral Karya Tanpa Batas Di Negeri Tapal Batas, memberi makna karya yang kita lakukan hendaknya tidak dibatasi oleh berbagai alasan, tidak boleh dibatasi oleh latar belakang tertentu, latar belakang suku, agama, golongan, gender, karya tanpa batas harus menembus semua batas-batas tersebut.
Karya tanpa batas artinya sekecil apa pun karya kita untuk kabupaten Keerom besar atau kecil kerja-kerja yang kita lakukan bermanfaat untuk kemajuan negeri ini.
Komitmen pemerintah hari ini Piter Gusbager-Wahfir Kosasih membangun kabupaten Keerom dengan tema dan motto kita ‘ Kwembo Kentkei, Girgura Kensyuwri, Tuhan yang menciptakan Kita membangun ‘, artinya Tuhan telah memberikan anugrah yang berlimpah untuk negeri ini tapi tanpa campur tangan dari manusia sebagai ciptaan tersebut maka sia-sialah semua anugrah ini.
Kita harus membangun di segala aspek kehidupan, tidak hanya membangum infrastruktur, Ekonomi tetapi kita juga membangun keutuhan ciptaan, membangun lingkungan hidup, menjaga kelestarian agar pembangunan tersebut berkelanjutan dan pembangunan yang rasional, pembangunan yang menuju 100 tahun masa depan keerom.
Kita harus membangun daerah ini dengan penuh kehati-hatian, dengan penuh kearifan, dengan mempertimbangkan semua aspek sehingga keerom bangkit yang inovatif, mandiri, bermartabat dan berkelanjutan.
Mengapa kita rayakan HUT Keerom ke 19 di tapal batas, karena kita inginkan ada percepatan pertumbuhan dan pemerataan di seluruh Keerom.
Tuhan menciptakan berbagai macam suku, bahasa, agama, di kabupaten Keerom, tapi kita adalah satu. Tanpa persatuan seluruh potensi daerah ini tidak bisa kita manfaatkan, untuk itu persatuan seluruh anak bangsa, seluruh pihak mari kita bersatu karena tanpa persatuan kita tidak mungkin membangun negeri ini.
Dalam sesi wawancara, kepada media ini, Piter Gusbager mengatakan Tema sentral ialah ‘ Karya Tanpa Batas Di Negeri Tapal Batas ‘ merupakan sebuah spirit agar tidak henti-hentinya berkarya tanpa memandang latar belakang suku, agama, gender, warna kulit. Tidak melihat ukuran karyamu, kecil atau besar karyamu penting bagi kabupaten Keerom.
” Mengapa dirayakan di tapal batas? Karena sesuai nawacita Presiden RI yakni ‘ membangun dari pinggiran, kemudian sesuai semangat pembangunan di Provinsi Papua yakni membangun dari desa ke kota’ “, ujar anak adat keerom itu.
Lanjutnya, Keerom yang begitu luas dengan wilayah kurang lebih 90.000 km2 dengan keterbatasan infrastruktur, keterlambatan pembangunan tidak ada cara lain selain berlari sambil melombat. Kita harus menggunakan cara-cara di luar dari biasa untuk membangun daerah.
” negeri ini butuh kerja-kerja yang luar biasa untuk itu kita rayakan di sini harapannya apa? Harapannya Keerom menjadi satu, kita boleh berbeda agama, beda warna kulit, beda bahasa, suku, boleh! Itu sebuah keniscayaan tapi yang paling penting kita adalah satu, SATU SEBAGAI ANAK KEEROM”, ujarnya.
Kita harapkan dengan pencanangan beberapa program-program strategis dapat memberikan sebuah pesan kepada semua pihak termasuk pemerintah pusat bahwa beranda depan negara ini jangan dilupakan. Keerom dengan keterbatasan anggaran butuh bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi papua, para pihak, investor, BUMN untuk membangun halaman depan negara kita ( Keerom ).
Sementara itu, Ketua Panitia Lokal HUT Keerom Ke 19, Yusuf Ibe mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Bupati Keerom yang telah merayakan HUT Keerom bersama masyarakat di wilayah perbatasan RI dengan PNG mulai dari Tatakra, Favenembu, dan Semografi.
Selaku ketua panitia lokal HUT Keerom, Ia juga menuturkan bahwa persiapan yang dikerjakan oleh panitia selama 3 minggu mulai dari pembersihan jalan, lapangan, dan berbagai rangkaian kegiatan juga dilaksanakn di Semografi untuk memeriakan HUT Keerom ke 19 tersebut.(Nicko)