Papua.Utusanindo.Com.KEEROM,-Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.hut, MUP bertemu pihak adat dan pemilik hak ulayat untuk menyelesaikan persoalan pemalangan sekolah SD Pitewi Arso Timur dan SMA Katolik Arso 14 Distrik Skanto. Pertemuan berlangsung di Triniti room kantor Bupati, Pada Rabu ( 9/3/22 ) sore.
Bupati di dampingi Sekda Keerom, Triswanda Indra, ST langsung bertemu dengan pihak adat dan pemilik hak ulayat dan dihadiri juga dari pihak sekolah, kepala sekolah, Tokoh Agama, Ketua DAK, juga Kapolsek Arso Timur.
Pada pertemuan tersebut, Bupati Keerom memberikan uang kompensasi masing-masing kepada Carles Siamba 100 juta, dan kepala kampung Pitewi, Niko Keraf 150 juta sebagai kompensasi tanah dilingkungan sekolah.
Pada kesempatan itu, Bupati Keerom menegaskan untuk tidak ada lagi pemalangan di sekolah SD Pitewi dan SMA Katolik Arso 14. Sebab sekolah-sekolah tersebut mendidik anak-anak asli keerom dan anak-anak Papua maka ia menegaskan ” Tidak Boleh lagi Ada Pemalangan “, tegasnya.
Piter Gusbager juga berpesan agar menghadapi persoalan tersebut perlu dengan penuh ketenangan, kesabaran dan penuh kehati-hatian. Karena persoalan tanah dan pembangunan seharusnya beriringan dan tidak terjadi masalah yang berdampak pada pendidikan.
” Pendidikan itu sangat penting, pendidikan itu suatu hal yang mulia, pendidikan itu terkait dengan masa depan bangsa dan negara. Sehingga dengan alasan apa pun harusnya pendidikan tidak terganggu dengan persoalan, perselisihan tanah, proses pendidikan harus berjalan terus”, ungkapnya.
Bupati yang merupakan anak adat itu juga meminta kepada pengurus sekolah Pitewi dan SMA Katolik untuk tetap menjaga komunikasi dan silahtuhrahmi dengan pemilih hak ulayat atau Adat.
Sementara itu dihadapan Bupati Keerom, Selaku tokoh adat dan Kepala kampung Pitewi, Niko Keraf menegaskan bahwa Sekolah tidak lagi di palang karena demi kepentingan masa depan anak-anak.
” disini saya menyampaikan dengan sepenuh hati di depan bapa ( Bupati Keerom ) sekolah tidak akan dipalang, tetap berjalan karena ini demi kepentingan masa depan anak-anak, SD Pitewi tetap jalan sesuai dengan apa yang saya sampaikan ke bapa”, tegasnya.
Diwaktu yang sama juga, Carles Siamba pemilik hak ulayat juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan palang sekolah SMA Katolik lagi, sekolah tetap berjalan tetapi dengan buat surat pelepasan tanah yang baru.
” bapak Bupati, sama saya juga, saya tidak akan palang sekolah lagi, saya cuma ingin sekolah akan berjalan tapi kita bikin surat baru, dengan pelepasan baru dan sertifikat berjalan, tidak akan lagi ada pemalangan dengan ukuran tanah yang perna dibicarakan akan diselesaikan” tegasnya.
Sementara itu Yulianus Kembu juga menegaskan bahwa 100% siap mendukung pendidikan tetap berjalan karena demi kepentingan anak-anak Keerom.
” apa yang disampaikan oleh bapak Bupati saya sudah mendengar dengan telinga sendiri, saya yakin, saya percaya, saya mendukung 100% bapak Bupati, dan Adat juga mendukung penuh untuk pembangunan sekolah dan pendidikan harus berjalan”katanya.(Nicko)