Papua.Utusanindo.Com.KEEROM,-Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Ramses Limbong membuka secara resmi Kick Off Mandiri Sahabat Desa Mendukung Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), yang di gelar di Kabupaten Keerom, pada Kamis ( 22 Mei 2025 ).
Ramses Limbong menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menurunkan angka stunting, yang hingga saat ini masih menjadi persoalan serius di Provinsi Papua.
Stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tapi juga menyangkut masa depan bangsa. Kalau sekarang anak alami stunting, maka 20 tahun ke depan saat masuki usia produktif, justru jadi beban negara, karena gagal tumbuh. Ini menjadi tantangan kita bersama.
Ramses mengapresiasi peluncuran program Genting sebagai langkah strategis dalam pembangunan sumber daya manusia unggul sejak dini di Papua.
Keberlanjutan program melalui pendampingan intensif, intervensi tepat sasaran, dan pemantauan berkelanjutan sangat penting dilakukan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Sarles Brabar, menjelaskan Genting diinisiasi oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN sebagai gerakan gotong royong lintas sektor.
Provinsi Papua bersama dua provinsi lainnya, Sulawesi Tengah dan Yogyakarta menjadi pilot project pelaksanaan program Genting di Indonesia.
Program Genting melibatkan berbagai elemen pembangunan, termasuk BUMN, BUMD, sektor swasta, individu, LSM/komunitas, perguruan tinggi, akademisi, dan media massa.
Sarles menyebut dalam kolaborasi ini, PT Bank Mandiri menjadi mitra utama dengan menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Provinsi Papua dengan total bantuan senilai Rp 379.920.000 dan fokus penyaluran dana CSR berada di Kabupaten Keerom.
Bantuan difokuskan pada Distrik Arso, Arso Barat, Mannem dan Skanto sebagai wilayah prioritas. Melalui dukungan CSR Bank Mandiri, kami targetkan bantuan untuk 200 anak asuh di Kabupaten Keerom.
Di saat yang sama, Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut.MUP., mengapresiasi penyelenggaraan Kick Off Mandiri Sahabat Desa yang menyasar 200 keluarga resiko stunting yang tersebar di wilayah Keerom.
Piter Gusbager mengatakan, masalah stunting berkaitan dengan masa depan generasi emas Papua, masa depan bangsa dan negara.
“Kita menginginkan generasi sehat, mereka tumbuh berkembang secara normal dan menjadi orang yang siap berproduksi, produktif di masa-masa datang,” ungkapnya.
Piter juga menjelaskan, Pemkab Keerom telah memiliki sebuah sistem yang sudah bergerak, baik melalui Posyandu dan PKK di setiap kampung. Melalui dana desa yang kucurkan sudah ada alokasi untuk pencegahan stunting di seluruh Kabupaten Keerom.
stunting berada di pusat padat penduduk seperti di Arso Barat, Skanto dan Arso, dengan angka prevelansi yang sangat tinggi yang memberi kontribusi pada data stunting di Provinsi Papua.
Angka prevelensi stunting di Kabupaten kerom yakni 34 persen di atas Provinsi Papua 21 persen. Sehingga kita harus bekerja menekan angka itu minimal di angka 20 persen di bawah provinsi.
” Kita terus berkomitmen dan bekerja, bergerak menekan angka stunting. Secara pribadi saya dan keluarga telah menjadi orang tua asuh bagi beberapa keluarga yang ditunjuk tadi,” katanya.(nic)