Papua.Utusanido.Com. KEEROM,- Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.hut. MUP merasa geram karena sampai saat ini masi menemukan masyarakat Keerom tidak menerapkan protokol kesehatan atau 5 M.
Menurutnya, Berdasarkan data sebaran terbaru atau infografis di minggu ke 29 kabupaten keerom mengalami lonjakan kasus Covid19 yang luar biasa karena banyak masyarakat acuh tak acuh dengan himbauan pemerintah. Hal itu disampaikannya di ruang kerjanya, Kamis ( 29/7/2021 ).
Seara kumulatif awal bulan maret 2020 sampai tahun 2021 ada 491 kasus positif covid19, yang di rawat 172, meninggal dunia 2.
” Menyikapi hal ini, pemerintah sudah mengambil langkah-langakh, seperti edaran dari pemerintah untuk penundaan tatap muka bagi sekolah, pembatasan kapasitas di rumah ibadah, aktivitas sosial budaya juga dibatasi sesuai anjuran pusat hanya 30 persen”, ujarnya.
” kalo masyarakat tidak patuh terhadap anjuran pemerintah maka akan terjadi lonjakan kasus yang lebih parah”, katanya.
Ia juga mengatakan bahwa 2 minggu terakhir terjadi kematian 2-3 orang kasus covid19.
Bupati Keerom itu meminta untukĀ hilangkan atau hentikan perdebatan tentang covid, perdebatan tentang pake masker dan tidak pake masker, perdebatan tentang covid itu ada atau tidak ada.
” Saya ingatkan varian yang menyerang di seluruh dunia ini bukan lagi satu varian sehingga kita semua perlu berhati-hati” ujarnya.
” Saya sdh perintahkan kepala Distrik dan kepala kampung yang wilayahnya termasuk zona merah untuk mengawasi masyarakatnya. Jika masyarakatnya tidak diawasi, kepala kampung dan kepala distrik acuh tak acuh maka pasti akan saya copot, itu bukan gertakan” tukasnya.
Apa yang saya jalani ini atas perintah Presiden, bukan maunya Bupati Keerom, bukan maunya Tim Satgas, bukan maunya Aparat keamanan, ini perintah yang harus dijalankan oleh kepala daerah di seluruh indonesia, kita harus menekan lonjakan kasus covid19, kalo kita tidak menekan maka bukan tidak mungkin kita akan terapkan PPKM di Kabupaten Keerom.
Jika PPKM diterapkan maka aktivitas masyarakat akan dibatasi, sebelum masuk dalam situasi PPKM kita perlu lakukan pencegahan dari sekarang.
Situasi PPKM itu tidak enak, semua dibatasi, semua wilayah akan ada penyekatan, ini akan menyulitkan kita semua. Untuk tidak ke situasi tersebut, sekarang kita antisipasi dini atau lakukan pencegahan untuk menekan laju pebyebaran Covid19 di kab keerom.
Kita akan evaluasi edaran dalam minggu ini, jika kasus terus bertambah maka kita akan stop semua aktivitas seni budaya, termasuk di bembatasan jam aktivitas ekonomi.
Selain itu, Piter Gusbager mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan upaya-upaya program kegiatan, dengan memerintahkan Satgas Vovid19 dan Dinas Kesehatan agar segera mengeksekusi program kegiatan rekofusing 8,7 M, yang didalamnya sudah termasuk penyediaan Pavilium, tempat tidur, obat-obatan, vitamin, Nakes, dan perlengkapan APD sudah dianggarkan tinggal dijalankan.
Kita juga sudah membentuk SK penambahan Nakes khusus Covid19. Kita juga sudah SK kan Tim pemulasaraan Jenasah dari FKUB yang didalamnya sudah ada tim relawan penanganan jenasah Covid. Mulai dari penanganan jenasah keluar dari RS, penggalian Liang, sampai penyediaan peti mati sudah diambil alih oleh Pemda Keerom.
” Saya minta masyarakat tetap tenang, tidak panik, jangan keluar rumah kalo tidak penting, tetap jaga jarak, menggunakan masker, hindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun “, tambahnya.
Terkait stok tabung Oksigen, bupati mengatakan sampai dengan saat ini masi cukup, namun pihaknya sudah berkordinasi dengan Pemprov Papua dan RS untuk bisa menyediakan Tabung Oksigen sebagai antisipasi kedepannya.
Iya juga menghimbau kepada masyarakat Keerom yang belum divaksin untuk segera ke RS atau Puskesmas terdekat guna divaksin.(N)