Papua.Utusanindo.Com. Keerom,- Pemerintah Kabupaten Keerom menetapkan status tanggap darurat bencana banjir yang melanda sebagian besar wilayah negeri tapal batas akibat meluapnya sejumlah sungai setelah di guyur hujan berhari-hari, Selasa (09/02/2021).
“Kami menetapkan status tanggap darurat banjir untuk beberapa hari kedepan,”ujar Wakil Bupati Kabupaten Keerom, Piter Gusbager, S.Hut.MUP disela meninjau beberapa lokasi yang terendam banjir.
Piter Gusbager mengakui bahwa pihaknya sudah bentuk tim kerja gabungan yang terdiri dari unsur ASN, TNI, Polri, Relawan dan ormas yang akan di tempatkan beberapa titik atau wilayah untuk melihat dampak dari banjir dan laporan teknisnya.
“Kita tetapkan status tanggap darurat ini agar secara hukum ada kewenangan untuk anggaran penanganan pengungsi dan perbaikan fisik bagi lokasi terdampak terutama menyangkut Fasum dan upaya pencegahan, ada masa waktu 19 hari baru kita lakukan evaluasi,”ujar Bupati Terpilih Keerom tahun 2020 ini.
Menurut Piter Gusbager, penetapan status tanggap darurat itu berdasarkan dampak kerusakan pemukiman warga, rumah, infrastruktur dan yang lainnya. Dimana hujan yang mengguyur wilayah Keerom beberapa hari terakhir membuat tiga DAS di kali Bewan dan Kali Tami tidak bisa membendung debit air yang ada akhirnya meluap ke pemukiman hingga melumpuhkan sejumlah infrastruktur seperti jalan Trans Papua di wilayah Keerom.
Hal ini mengakibatkan beberapa wilayah yang sempat terendam bajir beberapa hari lalu dan kini terisolir kembali, bahkan banjir gelombang ke-dua ini debitnya lebih besar daripada banjir yang pertama hingga hampir sebagian besar wilayah Keerom dikepung.
Wabup Keerom itu terus memantau atau turun lapangan untuk meninjau langsung semua lokasi-lokasi yang terendam banjir. Diantaranya jembatan tami, yang hampir roboh karena derasnya arus sungai yang terus mengikis pingggiran jembatan hal ini membuat bagian depan jembatan ada lubang yang cukup besar.
Dari pengakuan warga yang terdampak banjir, ketinggian air berkisaran satu meter bahkan lebih.
“Di Distrik Arso Timur, Kampung Sangke, ketinggian air sekitar 50 cm kini naik hingga 75—100 cm,”ujar Kadistrik Arso Timur, David Aragae.
Sementara di Distrik Arso, Kampung Yanama, pada banjir yang pertama, ada 3 jalur terendam, tapi kali ini seluruh rumah di 5 jalur kampung tersebut semuanya terendam.
“Semua rumah di kampung Yanama terendam, bahkan akses masuk ke kampung juga hanya bisa dilalui kendaraan tertentu atau besar,”ujar salah seorang warga Yanama, Martha Sermumes.
Sementara itu Kapolres Keerom, AKBP. Emilie Reisite Hartanto, S.I.K, melalui Kabag Ops Polres, AKP. Yoan, mengemukakan untuk penanganan bancana banjir kali ini, Polres Keerom mengerahkan sebanyak 186 personil yang terjun ke lapangan langsung.
“Kami telah melakukan evakuasi kepada korban terdampak banjir di kampung Sorong, Arso Swakarsa, Kampung Yanama, Kampung Tuwi. Dan juga hari ini ada bencana kebakaran di Arso 14, maka personil kami juga membantu proses pemadaman disana,”ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa 186 personil Polres Keerom dan kendaraan watercanon serta 2 buah truk tetap akan disiagakan 24 jam untuk mengantisipasi kondisi kebencanaan di Keerom.
Sementara menyangkut penanganan pengungsi, Ketua Satgas Penanganan Banjir, Drs. Irwan dan Kepala BPBD Keerom, Farel Simamora mengakui saat ini pengungsi di Gedung Pramuka serta di beberapa titik lainnya terdata hampir 900 KK dengan lebih dari 3000 jiwa.
“Setiap hari kami sediakan paket nasi bungkus sebanyak 3.500 bungkus yang disiapkan oleh Tagana Keerom dibantu tim relawan dari beberapa organisasi dan juga masyarakat bahkan dari kelompok ibu-ibu pengajian dan pramuka. Selain itu juga relawan lainnya membantu proses evakuasi di lapangan menggunakan perahu bantuan Basarnas Provinsi Papua,”ujarnya.(Niko)