Papua.Utusanindo.Com.KEEROM,-Akibat meluapnya kali Mur dan kali Tami beberapa hari lalu sehingga mengakibatkan beberapa kampung di Distrik Mannem tergenang air merupakan bagian dari teguran alam kepada masyarakat adat.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Dewan Adat Keerom, Jacob Mekawa kepada media pada hari selasa ( 25/10/22 ) di hotel grande Arso.
Menurut Jacob Mekawa banjir yang melanda kampung Wambes, kampung Wonorejo dan kampung Yamara yang mengakibatkan banjir merupakan peringatan dan teguran untuk masyarakat adat di wilayah Arso Timur dan Mannem untuk kedepannya lebih berhati-hati dan saling menghargai serta mengakui hak kepemilikan adat.
Tambahnya, banjir yang terjadi sebenarnya murni teguran alam, tidak ada kaitannya dengan Bupati Keerom yang telah menjalankan program pemerintahan demi kesejahteraan masyarakat adat.
Ia juga menegaskan bahwa banjir yang melanda kampung Wambes dan Yamara tidak ada kaitannya dengan pembukaan lahan jagung program pemerintah.
” kepada masyarakat adat pada umumnya saya sampaikan jangan salah mengatakan bahwa hal ini karena pembukaan jagung, saya katakan Tidak. Hal ini teguran bagi masyarakat adat untuk lebih berhati-hati mengakui hak orang”, ujarnya.
ia meminta agar masyarakat adat saling menghargai dan mengakui hak kepemilikan dari klen dan marga yang ada.
Jacob juga meminta kepada masyarakat adat untuk tidak mempolitisir persoalan banjir yang terjadi untuk saling menjatuhkan antara masyarakat adat dan pemerintah. Tetapi murni teguran dan koreksi bagi pemangku adat untuk jauh lebih berhati-hati dan waspada.(nic)