PAPUA//UTUSANINDO.COM.KEEROM,-Bupati Keerom, Piter Gusbager, S.Hut.MUP memimpin Rapat Kordinasi Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Jagung seluas 3.000 hektar di kabupaten Keeeom. Pada Sabtu (6/8/22) di Arso Grande Hotel, Arso 2, Distrik Arso, Kab.Keerom.
Hadir dalam rapat kordinasi tersebut, Sekda Keerom, Trisiswanda Indra N, S.Pt, Kepala BWS Papua, Nimrot Rumaropen, ST, MT dan pihak pelaksana teknis KSO PT. Wika. Sedangkan secara ‘daring’ hadir Direktur Irigasi Rawa Kemen-PUPR, Suparji, SST, MT, para tenaga ahli Kementerian Pertanian RI diantaranya Prof. Dr. Ir. Surya Dharma Tarigan dari IPB, juga Direktur dari Kementerian Pertanian RI, dan lainnya.
Bupati Keerom pada saat rapat tersebut menjelaskan bahwa pemerintah daerah dan masyarakat telah siap untuk dimulainya tahap awal land clearing 500 hektar di lahan ex Plasma kampung Wambes, Distrik Arso Timur.
Kepada media, Bupati Keerom mengatakan Hasil rapat tersebut disepakati mulai minggu depan di kampung Wambes, Distrik Arso Timur sudah dilaksanakan pembukaan lahan seluas 500 hektar dari 3.000 ribu hektar dalam kontrak yang telah ditandatangani menteri.
Perencanaan pengembangan budi daya jagung 10.000 ribu hektar dengan pembukaan tahap awal 3.000 hektar yang dimulai pada minggu depan dengan pembukaan 500 hektar. Sehingga berapa hal yang di bahas ialah terkait kesiapan dari pihak penyedia jasa untuk pembukaan lahan, pihak kementerian Pertanian RI terkait pupuk, alsintan, dan sarana produksi lainnya, juga kesiapan Pemda Keerom dan kesiapan petani serta melibatkan pelaku ekonomi di kabupaten keerom.
Harapan pemerintah Pusat dan pemerintah kab.keerom ialah masyarakat dari distrik Skanto sampai distrik Towe semuanya mendukung. Tidak boleh ada yang melakukan politisasi persoalan budi daya jagung di keerom karena semua ini untuk masyarakat.
” kita menanam jagung ini untuk seluruh masyarakat indonesia, lumbung jagung nasional untuk ketahanan pangan. Ketahanan pangan hari ini menjadi isu global, jadi soal jagung jangan dipolitisir, masyarakat jangan terhasut dengan apa pun karena Presiden serius, semua pihak serius termasuk Pemda Keerom”, katanya.
Petani siap dilibatkan, pelaku ekonomi lokal atau pengusaha lokal pun dipersilahkan untuk terlibat dalam land clearing.
Sementara itu dari pihak PT.WIKA sebagai KSO, Rahmat Erwan mengatakan secara kontrak kita memegang 3.000 ribu hektar, di tahun 2022 ini ditargetkan 500 hektar dan sisahnya 2.500 hektar di tahun depan.
Ia juga menjelaskan bahwa PT.WIKA tentunya sudah siap dalam land clearing, mulai minggu depan 90% alat-alat berat sudah tiba di wambes.
Tambahnya, ruang lingkup pekerjaan PT.WIKA selain lakukan land clearing, tapi juga mulai dari menebang, potong, membuang dan sampai pada penyiapan lahan, sedangkan penanamannya akan dilakukan oleh Dinas Pertanian.(Nic)