Papua.Utusanindo.ComKeerom,-Wakil Bupati Keerom, Drs. H . Wahfir kosasih, SH, MH, M.Si membuka secara resmi Kegiatan Rapat Kordinasi Analisis situasi program pencegahan dan penurunan Stunting (AKSI 1) di Kabupaten Keerom yang digagas oleh Dinas Kesehatan, pada Kamis (12/5/22) di hotel Horison, Kota jayapura.
Hadir pada kegiatan tersebut, pengurus TP PKK Keerom, Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Drs, Nerius Auparai, M.Si, Kadis Kesehatan Keerom, Dr. Helena Burdam, M.Ph, dan Dinas terkait lainnya di lingkup Pemkab Keerom.
Pada kesempatan tersebut, kepala BKKBN Provinsi Papua, Drs. Nerius Auparai, M.Si menuturkan bahwa Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak Balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama Kehidupan (HPK).
program Stunting Nasional dimulai sejak tahun 2007, data sementara prevalensi Stunting di Kabupaten Keerom berada pada angka 30,5%. Untuk pencegahan Stunting ada 8 AKSI dimana Kabupaten Keerom baru memulai AKSI 1 pada tahun ini.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Keerom, Wahfir Kosasih mengatakan bahwa salah satu langkah mencegah Stunting di kabuoaten Keerom ialah dengan melihat data-data riil di lapangan guna mengidentifikasi secara dini.
“Kita pastinya akan melihat realita di lapangan, tentunya Pemerintah Daerah memiliki keinginan kuat untuk benar-benar dapat menurunkan angka Stunting di Kabupaten Keerom melalui Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Dinas terkait lainnya.
Wakil Bupati menjelaskan bahwa dalam tahun ini Pemerintah akan benar-benar serius dalam penanganan Stunting.
“Kita akan segera beraksi, pertama terkait dengan pendataan dan seterusnya, yang kedua adalah kita akan Action, intervensinya adalah dengan data yang ada akan kita di data kembali secara sistematis, terprogram dengan pengawasan yang ketat. Mudah-mudahan kedepannya dengan cara ini kita dapat menurunkan angka Stunting di Kabupaten keerom,” ujarnya.
Dikesempatan yang sama, Dr. Helena Burdam, M.Si, Kadis kesehatan Keerom mengatakan bahwa untuk sosialisasi Stunting selama ini sudah berjalan melalui Puskesmas- Puskesmas yang ada.
“Prinsipnya Dinkes Keerom Sudah melakukan sosialisasi Stunting melalui Puskesmas-Puskesmas dan sudah berjalan,” jelasnya.
Sambung Dr. Helena, kalau berbicara Stunting tentunya kita mesti melihat dari siklus kehidupan seseorang yang di mulai sejak pranikah dimana hal tersebut pentingnya sosiliasi. Penyakit menular kelamin juga menjadi salah satu faktor terjadinya Stunting,” katanya.(Nicko)