Papua.utusanindo.com. Keerom,-Sekretaris Dewan Adat Keerom (DAK), Laurens Borotian merasa prihatin terhadap situasi Pemerintahan Kabupaten Keerom saat ini. Masyarakat seperti sedang di bodohi oleh pemimpin- pemimpin yang tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat dan daerahnya. Keerom banyak dipimpin dan diisi oleh pemain-pemain lama yang bekerja secara curang untuk kepentingan pribadi dan golongan di Negeri Tamne Yisan Kefase.
Untuk itu DAK mengingatkan, ” jangan lagi menjual kucing didalam karung, dan jangan lagi masyarakat Keerom di bodohi dengan janji-janji palsu dan tidak bertanggung jawab,, sudah cukup
tegas Laurens Borotian pada keterangan persnya, pada Jumat ( 20/11/2020 ) di jalan Poros Arso 2, distrik Arso.
” Hampir semua aspek kinerja Pemda Keerom terlihat bobrok tanpa dirasakan dampaknya oleh seluruh masyarakat. Salah satu contoh di
bidang kesehatan dari sisi infrastrukturnya fasilitas kesehatan yang ada dibangun begitu mewah tampak luarnya, tetapi fasilitas pendukung didalamnya sangat tidak memadai untuk pelayanan kesehatan. Padahal Puskesmas-Puskesmas yang dibangun saat ini bersumber dari program Nawacita Afirmasi Jokowi. Ditambah lagi insentif Nakes yang ada tidak terbayarkan sampai hari ini, ” ungkap Laurens.
” Dengan dalil untuk meningkatkan kesejahteraan warga dan bentuk perhatian dari Pemerintah daerah terhadap tokoh agama, tokoh adat dan Orang asli Papua yang belom memiliki rumah layak huni, sehingga Bupati mengalokasikan dan untuk pembangunn rumah khusus menggunakan dana otsus yang di selewengkan ratusan milyar bahkan pekerjaannya fiktif, ” bebernya.
Saya meminta kepada seluruh masyarakat Keerom untuk bisa melihat kualitas seorang Pemimpin hanya dari luarnya saja terlihat baik, tetapi harus bisa melihat secara kasatmata apa yang akan ia buat di belakang dan apa misi yang ia rencanakan secara terselubung. ( N )