Papua.Utusanindo.Com. KEEROM,-Wakil Bupati Keerom, Drs. Wafir Kosasih, SH, MH, M.Si, hadiri Panen Perdana Bantuan Sarana Budidaya Ikan Lele sistem Bioflok di kampung Yamta, Pir II, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, pada Senin ( 1/11/2021 ).
Turut hadir dalam kegitana panen perdana tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Iman Djuniawal, Kepala BPBL Ambon mewakili Direktur Jenderal Perikanan Budidaya-Kementerian Kelautan dan Perikanan, Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Nasdem, Sulaeman Hamsa, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perianan Kabupaten Keerom, PLT. Distrik Arso, Dewan Adat Keerom, dan tamu undangan lainnya.
Usai kegiatan, kepada wartawan Wakil Bupati Keerom memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Suleman Hamsa selaku DPR RI, yang telah bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan perikanan kabupaten Keerom atas suksesnya budidaya bioflok di kabupaten Keerom.
Wafir Kosasih mengatakan, Bupato dan Wakil Bupati Keerom sangat mendukung kegiatan pengembangan budidaya ikan lele bagi masyarakat Keerom.
Dengan adanya budidaya bioflok di kabupaten Keerom ini tentunya pemerintah kedepannya akan membantu untuk pemasarannya karena ini sangat dirasakan oleh masyarakat Keerom.
Ia juga mengatakan di Papua, budidaya ikan lele semua dipusatkan di kabupaten Keerom sehingga atas kerja sama semua pihak baik dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat keerom.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Iman Djuniawal mengatakan bahwa untuk budidaya Ikan lele di kabupaten Keerom sangatlah tepat, tidak begitu beresiko namun perlu adanya dorongam serius dari pemerintah daerah dalam pengembangan budidaya ikan lele tersebut.
Ia mengatakan lagi pemerintah kabupaten Keerom perlu mendorong pengembangan budidaya Lele agar bisa menjadi sentra budidaya ikan lele di Papua.
” semua kabupaten kota juga kita harapkan demikian , mana yang menjadi komoditas unggulannya perlu konsentrasi pada komoditas tersebut seperti pengembangan ikan terbang di Biak, ikan tenggiri di Sarmi, dan ikan lele di Keerom”,ujarnya.
Selain itu, Plt.Kabid Perikanan, Gustaf David May mengatakan bahwa budidaya ikan lele sistem bioflok di kabupaten Keerom baru pertama kali atas bantuan dari kementerian Kelautan dan perikanan, dan bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perikanan Kab.Keerom.
Sementara untuk perawatan budidaya ikan lele sendiri, David mengatakan sistem biolok ini sederhana dengan media budidaya yang kecil tapi tingkat padat pelebaran yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.
Sehingga, menurut David May, kedepannya di APBD diharapkan bisa dianggarkan kegiatan budidaya ikan lele sistem bioflok ini untuk kebuthan dan pengembangan masyarakat asli di kabupaten Keerom.
Tambahnya, dengan adanya budidaya ikan lele sistem bioflok ini menjadi media pelatihan bagi masyarakat asli.
David juga menjelaskan kendala dalam pemasaran karena belum ada perda yang mengaturnya, sehingga ia berharap kedepannya Bupati dan DPRD bisa membahas harga satuan yanh diatur dalam Perda.
” contoh sekarang harga pakan naik terus, sedangkan tengkulak beli di petani dengan harga rendah, mereka beli di petani dengan harga 26.000.00-27.000.00 per kilo sedangkan jual di pasar 45.000.00, mereka bermain harga disini, jadi kalo ada harga satuan yang ditetapkan di dalam Perda maka mereka tidak bisa beli di bawah harga yang ditetapkan”, katanya.
Selain panen perdana ikan lele sistem bioflok, ada juga bantuan dari Direktorat Perikanan Budidaya-Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa paket bioflok Nila bagi kelompok pembudidaya ikan.(Nicko)